Jumaat, 18 Oktober 2013

Kegagalan seorang salik umumnya terletak dalam tataran lelaku hidup

October 18 via mobile
Kegagalan seorang salik umumnya terletak dalam tataran lelaku hidup, yaitu tidak bisa menjiwai apa yang sudah dipelajari melalui mengaji...... karena apa yang dipelajari melalui mengaji masih belum terproses dalam kaji......... Belum dikaji secara lebih mendalam....... masih main telan mentah2 apa kata kitab........

Sifat nur itu adalah memancar kesegala arah sejauh jauhnya, jadi nur itu semakin meluas dari waktu ke waktu......... Maka keluasan itu menjadi semakin tidak terukur lagi..........

Seorang yang tidak didampingi inspirasi dan ilham2 Ketuhanan yang bekerja secara rahasia akan kesulitan memainkan nada hidup dengan indah, bersifat kaku, "pokoke harus begini", "pokoke harus begitu", masih mengandalkan "pokoke", yang sebenarnya adalah simbolik kuatnya ego dirinya sendiri........

Kita tak perlu memaksakan jalan, bahkan jalan menuju Tuhan sekalipun, biarkan jalan2 baru terbuka sebagai manifestasi KemahaagunganNYA........ Karena DIA begitu luasnya.......

Membatasi jalan Ketuhanan adalah wujud ego dari merasa benar sendiri, merasa jalan selain itu adalah salah, bukankah itu adalah ego, merasa benar sendiri, termasuk membatasi orang2 bahwa untuk kenal Tuhannya mesti ikut thoriqoh, kalau tidak akan salah, sesat dsb dsb.

Sungguh naif jika dalil kemudian dijadikan sebuah sarana pembenaran., lalu dimana arti jalan Tuhan yang teramat luas itu??, mengapa jalan Tuhan menjadi sempit dalam batasan2 ciptaan akal manusia saja..........

duhai, nur muhammad pun mengalami perluasan dari waktu ke waktu, wujud perluasan itu adalah penemuan2 baru, dan juga jalan2 baru menuju Tuhan, bahkan melalui hal hal yang tiada pernah terpikirkan sebelumnya........

DIA akan dikenali dengan banyak sekali cara, banyak sekali jalan......... bukan tidak mungkin, akan kita temukan jalan menuju Allah melalui facebookan, bukan melalui wirid dsb, makin sering facebookan, makin kenal Allah........ siapa tahu saja.......

*jomplangi dulu meja pemahaman lama