September 25, 2013 at 2:48am
Pada awalnya perjalanan tauhid adalah tauhid bagi awam, yaitu mengesakan Allah dengan kalimat sakti "Laa ilaha illallah".......
DIA Allah yang Esa, tiada Tuhan selain Allah.......
Maka tatkala "keakuan" makhluk, semakin pudar dan akhirnya binasalah
keakuannya, maka tersibaklah jati dirinya yang sejati, hilang sifat
kemakhlukannya berganti sifat Ketuhanan, tak teringat lagi akan dirinya
hanya teringat dan terpandang Allah....... Maka dalam titik ini, tauhid
itu esa dengan sendirinya, "Laa ilaha illa ana" (tiada Tuhan selain
wujudKU sendiri)........
cukuplah penjelasanku mengenai ini, jangan bertanya
berlebihan....... kalau mau totalitas, tinggalkan saja duniawi sama
sekali, sebab keakuan akan tetap melekat bila duniawi melekat, selalu
merasa dan merasa, merasa memiliki dan menguasai......
=============================================
apa yang saudara2 sekalian keluhkan??...... tidak ada yg berubah
dari syariat, tetaplah "Laailahaillallah"........ adapun tentang
"Laailaha illa ana" adalah keadaan dalam fana billah, karena cinta itu
menenggelamkan, siapapun yang mencintai sesuatu, maka ia akan tenggelam
dalam sesuatu yang dicintainya. jika engkau sungguh mencintai Allah,
maka pada puncaknya akan tenggelam dalam Allah sampai tiada lagi yang
dikenal dan dipandang selain Allah, tiada teringat lagi akan dirinya,
hanya mengenal Allah.
Oleh sebab itulah kesaksian dalam keadaan fana billah adalah
"Laailahailla ana". Bukan itu mengaku sebagai Allah, namun karena hanya
terpandang Allah tatkala memandang akan dirinya sendiri.......
Sebagaimana firman Allah, bahwa DIA yang awal, DIA yang akhir, DIA
yang dzahir dan DIA yang bathin....... menjadi terang semuanya......
kalau Allah saja berfirman bahwa DIA yang dzahir dan DIA yang batin,
lalu mana lagi yg bukan dzahir dan bukan batin??..... selain semua
hanyalah diriNYA sendiri dalam pandanganNYA.........