Jumaat, 30 Mei 2014

kisah guru dan saya

Suatu ketika saya dan seorang guru saya membuat saung dari bambu, untuk tempatku mengkaji ilmu dan menimba darinya......

Kami tak punya uang sampai bambunya saja hanyalah bambu bekas kandang ayam yang penuh dengan kotoran ayam, kita bersihkan satu demi satu...... Lalu kita buat saung.....

Setiap paku ditancapkan dia selalu membacakan bismillah dengan penuh hikmat dan khusyuk...... Satu demi satu paku ditancapkan seperti itu.....

Kami membangunnya dalam keadaan lapar, tidak makan dari pagi sampai sore.....

Setelah selesai, maka dia berkata, "ini adalah masjid......".... Saung bekas kandang ayam dia bilang masjid, itu konyol sekali, kataku dalam hati..... Namun tanpa diduga ternyata bambu itu sebelum dibuat kandang ayam, adalah berasal dari bambu untuk mencor masjid.....

Berbulan bulan saya berkhikmat disitu, menimba wejangan demi wejangan darinya.....

Dan caranya menurunkan ilmu adalah dengan mengomeli, memaki, menghina dan mengejek saya dari pagi, siang, sore sampai malam, pokoknya ngomong yg jelek2 saja tentangku..... Sampai telinga saya panas mendengar omelannya setiap hari......

Ketika urusannya tlh selesai, dia meninggalkanku sendiri dan tak pernah kembali, barulah saya tersiksa karena rindu sekali kepadanya...... Dan baru saya mengerti, bahwa selama ini dia menurunkan sirr dari keilmuannya melalui cara yang unik yaitu mengomeliku.....

Saya sangat berterimakasih dan hormat kepadanya, sebelumnya 15thn sdh mengikuti thoriqoh, msih mengalami kebuntuan, dan dialah yg membuka diantara kebuntuan2 itu......

Modalku adalah setia menerima setiap omelan demi omelan guruku, lalu tiba2 saja banyak sekali orang berguru kepadaku dari waktu ke waktu......

Seperti pernah dia katakan, "bahwa ini (saung) adalah masjid, dan pancaran energinya akan mempengaruhi dunia"

airmataku kadang menetes jika ingat saung itu, kami membangunnya dari bambu bekas kandang ayam yg penuh tahi ayam..... saung itu memang saung keramat bagiku......