Isnin, 17 Mac 2014

jika ingin mendapatkan segalanya (Tuhan), harus mau mengorbankan segalanya

Dalam suatu hal, hanya yang sudah menjalani yang akan faham dan mengerti..... Yang belum menjalani, adalah dalam tepian prasangka prasangka, tidak mungkin tahu isi rahasia orang yang sudah menjalaninya sendiri......

Ilmu pun seperti itu, apalagi dalam tataran makrifatullah, adalah seumpama anggur yang hanya dimengerti orang2 yang meminumnya.....

Yang tidak meminumnya, akan berada dalam tepian prasangka dan praduga..... Sedang untuk tahu, tidak mungkin dengan bertanya, namun dengan menjalani......

Sulit mengatakan apa yg kita rasakan, tapi tidak dirasakan orang lain.....

Keadaan lelaku dalam tajrid, hanya di fahami yang sdh menjalani ketajridan dlm jangka panjang..... Setiap emosi, perasaan, pengalaman, dan peristiwa spiritual dalam tajrid, tdk mungkin di fahami asbab.....

Tidak ada jalan utk tahu selain, "nekat", menceburkan diri ke dalam kawasan tajrid, dan mencicipinya sendiri......

Kawasan tajrid, adalah kawasan ekstrim yg los dan siap mati lapar skalipun.... Dan jarang ada yg memiliki keberanian utk tidak pnya apa2 dan menjadi bukan siapa2.....

Hanya jiwa pemberani yang berani terjun dari atas kapal utk menyelam mencari mutiara di dasar samudra....

Kawasan tajrid menjadi istimewa karena "pengorbanan"nya.....

"jika ingin mendapatkan segalanya (Tuhan), harus mau mengorbankan segalanya"....

Jika keadaan tidak memungkinkan, atau keberanian kurang, maka terbaik, terima nasib, jika Allah memberi kesempatan, dlm masa pensiun, segera masuk tajrid..... Jika memang niatmu kokoh.....