Selasa, 27 Disember 2011

................FALSAFAH SUFI JAWA...................

(Nasehat Eyang Raden Sosro Kartono, putra Bupati Jepara. Beliau adalah kakak
kandung RA Kartini. Syair ini ditulis sekitar tahun 1886 M).

Kaya tanpa harta
menyerang tanpa kawan
sakti tanpa ajian kesaktian
menang tanpa menghinakan lawan

kalaulah saya takut,
berarti saya kurang yakin
terhadap Tuhan saya.
tameng saya yaitu Tuhan saya.

didunia hanya penuh kesulitan
barang siapa tidak mau kesulitan, jangan ada di dunia ini.

aji kesaktiannya tidak lain dan tidak bukan adalah aji tekad, ilmunya ilmu

pasrah, rapal mantranya adalah keadilan Tuhan.

Belajar ikut susah, ikut sakit.
artinya: belajar mengenal rasa dan batin.
belajar mengenal kemanusiaan.

pahalanya cantik dan harumnya umat manusia.

tapi saya tidak boleh mengikuti patokan saya sendiri, ataupun lupa terhadap

maksud dan tujuan hidup: melayani ummat Tuhan, dan mempercantik indahnya

kehidupan.

langgeng tiada susah, tiada senang.
tenang tanpa gejolak, hidup aman sentausa.

atributnya laki-laki yaitu: keterus-terangan/kejujuran, keberanian, dan

kemantapan hati.

saya hendak mengukur tekad saya, menimbang bobot kemantapan hati, menjajaki

pencapaian budi saya.

jika anda bersedia memberi bekal, janganlah memberi bekal was-was, tetapi

berilah bekal kemantapan dan kepasrahan.
itulah bekalnya seorang lelaki
InsyaAllah saya akan melanjutkan perjalanan.

tanpa tedeng aling-aling (penghalang)

sudah punya rasa berani
juga jangan punya hati takut.
kalau bertemu musuh jangan lari.

ahlak yang buruk membawa sial bagi anak cucu dan juga membuat sengsara org

banyak.

Babad Pajang, Patah, Mataram Sultan Agung, Mangkurat dan lain sebagainya bisa

jadi contoh.

Eling.

Ayo sama2 dijalankan

Belum menang, kalau blm berani kalah
blm unggul,kalau blm berani dicela
blm besar, kalau belum berani mengaku kecil

Welas Asih

jangan karena memandang yang lbh tua saja anda mengerti tentang kualat.

kalau memang unggul, sujud baktilah kepada umat manusia

ikhlas terhadap apa yang sudah terjadi.
sabar terhadap apa yg sedang dijalani
pasrah terhadap apa yang akan terjadi.

Joko pring (bambu)
Mandor Klungsu

Catur Murti

SANG GURU

Murid, gurunya adalah diri sendiri
Guru, muridnya adalah diri sendiri
pelajarannya, kesengsaraan umat manusia

pahalanya, cantik dan harumnya umat manusia

MANDOR KLUNGSU

para pangeran yang pada hadir perlu memanggil mandor klungsu.

JOKO PRING (bambu)

bambu sama bambu
tahu sama tahu
eling sama eling

berani
berani

berani memangku:kemantapan hati,cepatnya berfikir, bobot kekuatannya.
nekad:keberanian, melebihi kekuatan.

tegak
sentausa

terhadap kerusakan
terhadap ketegakan

rasa asih, tekad asih.

kalaulah satu bangsa.

yang menjadi pola dari laku saya yaitu:

menjadi jawi bares (jawa yg jujur/terus terang)
menjadi jawi deles (jawa yg benar)
menjadi jawi sejati (jawa yg sejati)

saya sekedar menjalaninya saja.

jika dikehendaki Tuhan ada buktinya, semoga jatuh dan menuju bangsa saya.

jika ada kehormatan, bangsa ini yg punya hak.

jika ada keluhuran, adalah bangsa saya yang jadi penilaian bangsa lain.

saya hanya menerima menjadi kawulo,sekedar menjalani.
itulah maksd dan tujuan cita2 saya.
hormat dan cinta pada bangsa lain, tapi hormat dan cinta juga pada bangsa

sendiri, tdk boleh mengurangi harga diri.atau merendahkan harga diri bangsa

sendiri.

sebarkanlah benih persaudaraan dan benih keutamaan kejawen (ajaran jawa) di

negeri orang.


saya mendatangi para raja tetap mengenakan rasukan takwo lurik (pakaian khas

jawa), dgn sinjang tenunan (stelan khas jawa), tidak malu meluhurkan pusaka

dan wasiat warisan jawa. malah hal itu membuat saya tampak mewah.

Kanjeng Ratu putri langkat sampai berkehendak memberi sesuatu pada saya

sebagai tanda cindera mata.
dibuatkan sendiri olehnya.
sudah mengambil contoh dari takwo (pakaian) saya
sampai sedemikian jaya rasukan takwo (pakaian khas jawa)
oleh karenanya orang hidup itu tidak boleh menghina pusaka wasiat sendiri.

yang selalu saya mantapkan:
agama saya dan kejawen saya

kedua hal tersebutlah yang saya luhurkan.

Budi jawi

meluhurkan bangsa kita:maksudnya menyebar benih budi jawi.
memudahkan jalannya bangsa untuk mengupayakan hidup dan penghidupan bagi

masyarakat.

menjadi pelayan bagi ummat Tuhan, dan mempercantik indahnya kehidupan.

Tua muda pada mengadu dan menangis kepadaku, memelas, membuat air mataku

menetes pilu, berat sangat beratnya dijadikan tempat mengadu orang banyak,

lebih berat lagi kalau keluhan mereka saya masukan rasa dan batin.

keluar lagi air mata dihatiku, teringat umat manusia yang sedang menanggung

susah dan derita, rasanya saya tidak mampu makan, tidak mampu minum,teringat

org yang sakit, orang kelaparan begitu banyaknya.
hilang,sirna perasaan susah yg kurasakan,memandang kesusahan orang lain,

lebur susah dan sakit diri pribadiku dalam samudra sakit dan susahnya umat

manusia.


Tuhan, Yang Maha Agung.
Tuhan, Yang Maha Kuasa, semoga mengabulkan apa yang menjadi maksd dan hajat

semua umat. semoga Welas asih dan maaf Tuhan kepada para umat, umat Tuhan.

Tuhan semoga berkenan melimpahkan samudra berkah kepada para umat,

menghilangkan susah dan sakit, memberikan kenikmatan hidup dan kesenangan

kepada para hamba.

air mata yang menetes dari sucinya batin dan rasa, yang tumbuh dari kesucian

bakti terhadap kehendak TUHAN.
Welas(kasih), welas adalah Tuhannya jagad.

waras, waras atas kehendak Allah.

ingat saya terhadap leluhur saya,tuan saya, ingat sama ibu.
lahirlah gagasan saya spt ini:
Iba dan senangnya ibu jika melihat aku payah, aku sakit karena menolong orang

lain; karena mantab dan ikhlasnya pemahaman. segar diriku,terang

pikiran,tidur nyenyak badan yang menahan cape dan sakit tadi.

apa yang di sebut jamu utama?
yaitu baktiku, cintaku pada ibuku,itulah dimana-mana yang jadi jamu dekat,

jamu jauh,jamu susah,jamu sakit,jamu gelap,jamu terang,jamu tidur,dan jamu

lelaku.

Ibu adalah wakil Allah didunia.
Ingatlah saudaraku yang lupa sama ibunya.

yang selalu menjadi tujuan laku saya tidak lain adalah sunyi pamrih, puja-

puji saya tidak lain adalah kayanya,hidupnya,dan bahagianya umat manusia.

perabot saya tidak lain badan dan budi.

Aji Pring (bambu)

Among guyub

tujuan saya tidak lain adalah semoga diberikan kekuatan bisa memberi

sumbangsih budi.
mempercantik indahnya kehidupan, mempercantik kebaikan kehidupan, mengabdi,

melayani dgn penuh bakti terhadap sesama.

laku saya selalu berusaha menjadi pelayan umat manusia selalu berusaha

menjadi murid kehidupan, wajib orang hidup, wajib orang hidup belajar

menyelaraskan rasa dan batin

Pelayan terhadap sesama

menolong sesama, tanpa memikirkan waktu,tempat, isi kantong.

jika ada isinya dibagika untuk sesama.

menolong sesama itu tidak harus ada ganjaran yang baik, sering juga malah

dapat fitnah.

menerima dengan pasrah

bukan tekad pamrih, tetapi tekad asih.

meskipun ukan keluarga,bukan saudara, bukan mitra, bukan kenalan, saya

persilahkan untuk belajar mengesampingkan sakitnya diri pribadi, belajar

merasakan dan melihat sesama manusia, sesama rasa, sesama asal dan maksudnya

kehidupan.

orang berjalan itu, bekalnya dan yg dibawa hanya satu, yaitu:

"maksud/tujuannya". selain itu bisa dikatakan menambah ribet dan memperberat

langkah, juga bisa dikatakan: menyurutkan niat atau mengaburkan arah dan

tujuan perjalanan.

sucinya batin dan rasa

bagi saya pribadi, selain urun batin, rasa, saya harus berani urun badan,

urun dada, urun bahu.

semoga diberikan kuat, kuat niat, kuat urat.
yang saya andalkan bukan tekad pamrih, tetapi tekad asih.

air mata yang keluar dari dalam hati itu, bukan airmata tangis pamrih, tapi

air mata dari hati yang tanpa pamrih.

belajar mengenal rasa dan batin, belajar mengenal kemanusiaan.

hati saya ibarat kaca bagi susahnya, rasa sesama manusia.
kaca itu adalah rasa, karenanya kita harus belajar melalui kaca itu, belajar

membaca melalui rasa.

menyerang tanpa kawan, tanpa senjata.
menyerbu, tanpa perang, tanpa pedang.
menang, tanpa membunuh, tanpa menyakiti.

berkuasa, tanpa merusak keindahan, tanpa merusak keadilan.
jikalau unggul, sujud bakti kepada umat manusia.

saya adalah pedang
saya membela yang lemah
saya adalah pedang
saya membunuh kelemahan

janganlah engkau memberikan kesaktian pada orang2 durjana
matinya pangkat, menangnya budi

SANG ALIF

menjadi pelayan umat Tuhan dan mempercantik indahnya kehidupan.

melaksanakan ibadah, yaitu melaksanakan kewajiban bakti dan mengabdi kepada

sesama.

TIRTA HUSADA

menjadi pelayan umat Tuhan dan mempercantik indahnya kehidupan, tanpa

pamrih,tanpa takut, tegak, matap dan pasrah.
sebab payung saya adalah Tuhan saya, tameng saya adalah Tuhan saya.

kalau saya mundur, krn takut, saya bisa dikatakan kurang pasrah kepada Tuhan.
kalau saya takut, bisa dikatakan saya menyimpan pamrih atau punya tujuan yang

tdk baik.

tiada pamrih, tiada takut, hanya mencari barang yg baik, segalanya saya

serahkan kepada Tuhan.

Terima kasih banyak
mohon doa restu
mohon maaf

ANGUKUP KABEH ANYANDAK SIJI (merangkul semua mencapai satu)

merangkum semua
menggapai satu

membuka mata (batin)
maksudnya
menutup mata (mati)



 https://www.facebook.com/notes/fatwa-kehidupan/falsafah-sufi-jawa/317699244917324