Ahad, 19 Februari 2012

untuk mengenal Allah

Banyak orang yang berfikir bahwa untuk mengenal Allah, pertama-tama mesti mengenal namaNYA terlebih dahulu, baru mencari yang punya nama, kemudian kenal empunya nama. Memang secara logika sederhana seperti itu, tetapi secara praktek tidak serta merta mesti demikian. Adalah salah satu contoh, nabi Ibrahim as. Beliau tidaklah mengenal Tuhan diawali dengan mengenal namaNYA, tetapi mengenalNYA melalui suatu proses panjang pemikiran dan perenungan.

"Ketika hari telah malam, Ibrahim melihat bintang, katanya: Inilah Tuhanku...? Maka setelah dilihatnya bintang terbenam, ia berkata: Saya tidak akan berTuhan pada yang terbenam. Kemudian ketika melihat bulan purnama, iapun berkata lagi: Inilah Tuhanku...? Setelah bulan itu lenyap, lenyap pula pendapatnya berTuhan kepada bulan itu, seraya berkata: Sungguh kalau tidak Tuhan yang memberi petunjuk, tentu saya menjadi sesat. Maka ketika siang hari, nampak olehnya matahari yang sangat terang, ia pun berkata: Inikah Tuhanku yang sebenarnya...? Inilah yang lebih besar. Setelah matahari terbenam, iapun berkata: Hai kaumku! Saya tidak mau mempersekutukan Tuhan seperti kamu. Saya hanya berTuhan yang menjadikan langit dan bumi dengan ikhlas dan sekali-kali saya tidak mau menyekutukanNya." (QS. Al-An'am: 76-79)