Banyak
orang yang berfikir bahwa untuk mengenal Allah, pertama-tama mesti
mengenal namaNYA terlebih dahulu, baru mencari yang punya nama, kemudian
kenal empunya nama. Memang secara logika sederhana seperti itu, tetapi
secara praktek tidak serta merta mesti demikian. Adalah salah satu
contoh, nabi Ibrahim as. Beliau tidaklah mengenal Tuhan diawali dengan
mengenal namaNYA, tetapi mengenalNYA melalui suatu proses panjang pemikiran dan perenungan.
"Ketika hari telah malam, Ibrahim melihat bintang, katanya: Inilah
Tuhanku...? Maka setelah dilihatnya bintang terbenam, ia berkata: Saya
tidak akan berTuhan pada yang terbenam. Kemudian ketika melihat bulan
purnama, iapun berkata lagi: Inilah Tuhanku...? Setelah bulan itu
lenyap, lenyap pula pendapatnya berTuhan kepada bulan itu, seraya
berkata: Sungguh kalau tidak Tuhan yang memberi petunjuk, tentu saya
menjadi sesat. Maka ketika siang hari, nampak olehnya matahari yang
sangat terang, ia pun berkata: Inikah Tuhanku yang sebenarnya...? Inilah
yang lebih besar. Setelah matahari terbenam, iapun berkata: Hai kaumku!
Saya tidak mau mempersekutukan Tuhan seperti kamu. Saya hanya berTuhan
yang menjadikan langit dan bumi dengan ikhlas dan sekali-kali saya tidak
mau menyekutukanNya." (QS. Al-An'am: 76-79)