Uang
yang di himpun oleh para anggota untuk berkholwat, sebenarnya juga
tidak kemana mana, untuk anggota sendiri, untuk keperluan beribadah dan
mendekatkan diri kepada Allah......
rupiah itu akan menjadi
sarana (makanan dsb), makanan akan jadi tenaga, tenaga akan jadi
penggerak utk beribadah. Maka pada hakekatnya uang itu akan berubah
menjadi wujud ibadah kepada Allah, bukan menjadi wujud maksiyat.
Hal demikian adalah sebuah keuntungan bagi mereka yang turut membantu,
karena dua sisi maqom yang bekerja sama, yaitu tajrid dan asbab........
Tajrid melepas urusan duniawi dan berkonsentrasi dalam urusan ibadah saja. Adapun asbab, mendukung urusan duniawi tajrid.
yang tajrid beribadah utk mendoakan yang asbab/mendukung urusan akherat
asbab, yang asbab mendukung urusan duniawi tajrid. Adalah sebuah
simbiosis mutualisme yang saling menguntungkan.......
Tajrid adalah keadaan dimana seseorang tidak bekerja secara keduniawian namun bekerja secara batiniah (beribadah).
Sedang asbab adalah keadaan dimana seseorang bekerja untuk keduniawian sambil diselingi ibadah.
Tajrid mendukung urusan akherat asbab, dan asbab mendukung urusan
duniawi tajrid. Jadi semua bisa berjalan dengan indah...... Jika tak ada
yang menjadi tajrid, maka semuanya akan menjadi asbab, krn tuntutan utk
memenuhi kebutuhan, lalu tak ada manusia yang fokus untuk beribadah
kepada Allah saja, krn urusan duniawi memecah belah konsentrasi
seseorang. Maka harus ada tajrid dan harus ada asbab.......